Cari Blog Ini

Selasa, 31 Desember 2013

SAAT SEJENAK MENOREH KE BELAKANG

Setahun sudah kita lewati,
Hari-hari suka bergelimang tawa,
Tak terasa kadang lupa Sang Pencipta,
Hingga melalaikan perintah-Nya.
Namun sedetik saja kita menangis,
Beribu do’a dipanjatkan pada-Nya,
Seakan-akan kita golongan hamba-Nya,
Yang pasti dirahmati kuasa-Nya.
Tidakkah kita mau tundukkan kepala,
Sejenak mensyukuri aneka berkah-Nya,
Yang perdetik kita hirup,
Sehingga kita bertahan hidup.
Haruskah kita hanya meminta?
Pabila takwa di bibir saja.
Perlukah kita menuntut ridho-Nya?
Kalau iman tak bersemayam di dada.
RENUNGKANLAH!!!
 
 Ruang itu.....
senang sedih tawa tangis dan perjuangan ada disana..
rasa yang tak terukir yang tidak dapat di ungkapkan
hanya dalam rangkaian huruf yang membentuk suatu kata
yang terangkai kemudian membentuk sebuah kalimat..

Rasa itu....
hanya satu kata yang tepat menggambarkannya yaitu keluarga..
menggambarkan sebuah persatuan tanpa dinding..

Keluarga itu...
yang membuat saya masih terus dapat berdiri tegar hingga detik ini..
membuat saya masih dapat menghirup nafas, walau sesak yang terasa..
yang membuat saya sampai di titik ini dan masih terus melangkah ke depan,
walau kerikil semakin membesarkan ukurannya..
yang memberikan semangat selalu untuk duduk di sini..

Mereka itu.....
yang membuat saya mampu menjadi saya..
yang membuat saya berani..
yang membuat saya kembali bersemangat ketika kelelahan merasuk di diri..
yang membuat saya kembali tersenyum ketika kesedihan melanda hidup..
yang memarahi saya ketika saya mulai mengeluh, namun tidak pernah lelah mendengarkan keluhan saya..
yang selalu mengingatkan saya di setiap langkah yang harus saya tempuh agar saya tidak tersesat..
yang mengajari saya menghadapi kejamnya dunia agar saya mampu bertahan hidup..
yang membuat saya merasa sangat tidak mampu mengecewakannya..

Dan.....
hanya karna ketulusan mereka ada..
hanya karna Yang Kuasa mereka ada..
hanya karna ruang, rasa, serta keluarga mereka ada..
hanya ini yang mampu saya tuliskan..
hanya karna mereka lah saya masih tetap bertahan..

Terimakasih...
satu kata yang mungkin tak mampu memberi arti..
satu ungkapan yang mungkin tak dapat mewakili..
telah memberikan semua kepada saya..
telah menjadikan semua seperti ini, tak ternilai dan tak terganti seluruh jasa..
telah menjadi keluarga bagi saya..

Sayang.....
enam huruf sejuta arti..
satu kata penuh makna..
persembahan dari hati..
untukmu keluarga……
 
 

SUATU HARAPAN

Langkah demi langkah telah ku jejaki
Membawa ku berada di batas waktu,
Kenangan demi kenangan terlewati
Membawa ku di penghujung kisah

Sebuah perjalanan panjang
Dalam suatu kehidupan…….

Entah….apakah aku sanggup melewati
Rintangan berikut nya
Atau harus berhenti melangkah
Di ujung mimpi…..

Suatu harapan yang terbentang jauh disana
Menembus angan di malam ini…
 
 

MIMPI YANG HILANG

Terbuai dalam irama musik yang menggema
Menyebar ke dalam sukma
Mengingatkan kembali akan sebuah masa
Masa yang dulu penuh asa
Walau kisah silam penuh dengan Ankara
Semuanya terasa indah dalam jiwa
Menjadi sebuah cahaya
Namun semuanya sirna
Tak ada harapan yang tersisa
tak ada nada yang tercipta
lukisan rindu tak lagi ada
semuanya menjadi hampa...

Minggu, 12 Mei 2013

Islamic motivation

Jangan malu dan merasa rendah diri jika saat ini kau masih JOMBLO....
Dan jangan juga berputus asa jika ada yang berkata dirimu tak laku.... (yeee,,,, emang barang,,, kali ya,, pake laku segala...?)

Tetaplah optimis,,,
Dan bersyukurlah...
Karena sebenarnya ALLAH telah menjagamu dari CINTA yang belum saatnya kau nikmati...

Usah GALAU,,,,
Jika ada yang bertanya,,
''sudah menikah? Atau kapan menikah?''

Jawablah dengan simple... ''Jika sudah saat-NYA bagimu untuk menikah, maka kau pasti akan menikah juga dengan orang yang tepat''.

Dan soal JODOH,..?
Usah lah risau.. Karena JODOH ibarat kematian bagimu... Yang semuanya telah di tulis-Nya di lembar LAUHULMAHFUDZ''
Jadi,,, pasti akan datang juga... Di dunia atau di akhirat-Nya, kelak.

Yang terpenting kau lakukan saat ini adalah...
''menyiapkan diri utk menjemput apa yang telah di tuliskan-Nya utkmu... Dan pasti itu selalu INDAH ''

Rabu, 16 Januari 2013

Sejatinya Cinta

Sejatinya cinta itu mampu menerjang
lembah dan bukit
bukan mampu menjamah dada berbukit..!
Sejatinya cinta itu saling menerima keluh
kesah bukan saling
meluk sampe basah..!
Sejatinya cinta itu saling memaafkan yg
salah bukan saling
raba atas bawah..!
Sejatinya cinta itu saling mengenal sesama
bukan saling buka
celana..!
Sejatinya cinta itu datang dari lubuk hati
terdalam bukan dari
isi celana dalam..!
jgn berlebihan menyayangi
pacarmu&Berhubu ngan Seperti
Gak selayaknya..!! apalagi lebay udah
saling panggil papa mama..!!
Mungkin ajha besok dia udah jadi mantan
kamu..!!
Jgn malu jadi jomblo karna jomblo itu
dosanya lebih kecil
dari orang pacaran..!!.


KISAH HARI IBU


Aku terduduk lemas diruang tunggu
Rumah Sakit, saat mendengar kabar
kalau Ibuku dimasukkan ke ruang UGD.
Berjuta perasaan buruk seolah merasuki
hati dan fikiranku ketika seorang suster
menutup pintu ruangan tersebut.
Didalam penantianku, hanya
permohonan dan doa yang bisa
kupanjatkan kepada Allah SWT untuk
kesembuhan dirinya.
“Ya Allah sembuhkanlah dia, angkatlah
semua penyakitnya Ya Allah…” Begitulah
kiranya doa yang kupanjatkan untukNya.
15 menit telah berlalu, dan kejauhan
tampak seorang Dokter yang berjalan
menghampiriku.
“Apa anda keluarganya?” Kata Dokter
tersebut.
“Ya benar, saya anaknya. Bagaimana
keadaan ibu saya, Dok?” Ujarku penuh
Tanya.
“Alhamdulillah, kami tim medis berhasil
menyelamatkan nyawa Ibu anda. Saat ini
kondisinya telah berangsur-angsur
membaik dan hanya perlu banyak
istirahat.” Katanya memberi penjelasan.
“Terima kasih Dokter. Lalu, apa saya
sudah boleh menjenguknya?” Kataku lagi.
“Oh tentu, silakan.” Jawabnya.
Seketika kutepis jauh-jauh semua fikiran
buruk tentang kondisi ibu. Air mata
kesedihan kini tampak mengering,
berganti dengan air mata kebahagiaan.
“Terima kasih Ya Allah, engkau masih
memberikanku kesempatan
untuk berada disampingnya.” Aku
berucap lirih.
Setibaku diruang 601, tempat dimana
Ibuku dirawat, aku langsung duduk
ditepi kasur, tempat ibu berbaring. Aku
membelai rambutnya dengan penuh
kasih dan sayang, dan berharap
kesembuhan untuknya. Tak lupa kutatap
wajahnya, wajah yang nampak tenang
dan berseri seri, seolah menghapus
semua penderitaan dan kesedihannya
selama mi, terutama setelah kepergian
Ayahku menghadap Sang Pencipta. Aku
terpaku. Saat itu juga, dan tanpa
disengaja aku meneteskan air mata
kesedihan. Air mata yang mengingatkan
aku akan kesalahan-kesalahan yang telah
ku perbuat selama ini.
Sejenak aku terdiam. Dalam lamunanku
itu, aku kembali teringat saat-saat
dimana Ibuku masih sehat dan segar,
saat masih bisa menemaniku,
memanjakanku dan
mengajarkanku arti kehidupan.
Bagiku, ia sangat menyenangkan. Sosok
seorang ibu sekaligus
teman, yang mungkin tidak semua anak
dapat merasakannya,
Sungguh, betapa beruntungnya aku. Lalu
fikiranku kembali ke
empat tahun silam, ketika
umurku menginjak 17 tahun dan
menjadi seorang pelajar SMA
terkenal di Jakarta. Pada saat itu, aku
tumbuh menjadi seorang
remaja yang nakal. Berbagai kenakalan
seperti merokok,
berbohong, dan sering pulang hingga
larut malam, telah menjadi teman baik
untukku.
Hal ini tentu
membuat kedua Orangtuaku sangat
khawatir. Mereka terus
menasehatiku dengan penuh kesabaran
dan perhatian.
Kekerasan dan ego tak pernah
mereka gunakan dalam mendidikku,
tetapi agama-lah
yang menjadi pedoman untuk terus
membimbingku kepada kebaikan dan
kebenaran.
Tak lama, hatiku pun luluh. Aku benar-
benar tak tega melihat kedua Orangtuaku
bekerja keras, banting tulang siang dan
malam, serta rela melakukan apa saja
demi aku, anaknya. Sejak saat itu aku
bertekad untuk merubah dan membawa
diri menuju arah yang lebih baik.
Ditengah perubahan itu, tiba-tiba aku
ditimpa musibah yang sangat
membuatku merasa sedih, Ayahku
terserang penyakit jantung kronis dan
meninggal empat hari kemudian.
Menurut Dokter, Ayah meninggal akibat
terlalu banyak beban yang harus
ditanggungnya, yang berpengaruh buruk
kepada kesehatan jantungnya. Aku yang
mendengar hal itu langsung menangis
sejadi jadinya dan berteriak sekencang
kencangnya untuk mengncapkan “maaf’
walaupun ku tahu itu semua telah
terlambat.
Kepergian Ayahku untuk selama-lamanya
membuat beban
Ibuku bertambah dua kali lipat. Tubuhnya
yang semula indah, khas seorang wanita,
kini telab berubah menjadi seorang
wanita yang iebih kurus dan terlihat
kurang menarik lagi. Kulitnya yang kusam
dan peluh keringat yang bercucuran
didahinya menggambarkan betapa
beratnya pekerjaan dan beban yang
harus Ibu pikul. Selama itu pula tak
pernah kudengar keluh kesah atau
penyesalan selama aku berada
disampingnya. Benar benar wanita yang
mulia.
Lama aku terdiam, tiba-tiba lamunanku
harus berakhir ketika seorang Dokter
masuk keruangan kami untuk memeriksa
keadaan Ibuku.
“Bagaiman keadaan ibu saya, Dok?”
Tanyaku.
“Oh… Kamu tenang saja, kondisi ibumu
sudah stabil.” Jawabnya singkat.
“Kalau begitu. apa saya sudah bisa
meninggalkannya untuk sementara?
Karena saya harus kuliah.” Tanyaku lagi.
“Baiklah kaiau begitu, anda sudah bisa
meninggalkannya sekarang. Biar Suster
yang menjaga Ibu anda.” Jawabnya
seraya meyakinkanku.
Setelah Dokter meninggalkan ruangan,
aku mencium kening Ibu dengan lembut.
Seraya kuucapkan sebuah kalimat penuh
harapan ke telinganya.
“Cepat sembuh ya, Bu…” Ucapku lirih
sambil kulangkahkan kakiku keluar
ruangan.
Keesokkan harinya, sesaat sebelum aku
berangkat ke Rumah Sakit, tak sengaja
aku melihat kalender disudut dinding
kamarku. Ternyata hari ini tanggal 21
Desember.
Astaghfirullah, aku hampir lupa, besok
kan Hari Ibu? Lain sesegera mungkin aku
pergi ke toko kue untuk membelikan ibu
sebuah kue tart kesukaannya, dan empat
buah lilin untuk mengucapkan
pengharapan.
Setelah selesai membeli kue, aku
melanjutkan perjalanan ke Rumah Sakit.
Selama perjalanan, aku tersenyum,
membayangkan bagaimana perasaan ibu
ketika kuhadiahi kue di Han penuh kasih
sayang untuk seorang ibu. Tak lupa
kuseilipkan sepotong doa agar Allah SWT
senantiasa menjaga dirinya.
Karena terjebak kemacetan lain lintas,
akhirnya aku samapi di Rumah Sakit PKL
22.30 WIB. Lalu aku masuk ke kamar ibu.
Karena lelah akibat perjalanan, aku
tertidur dengan kepala bersandar ditepi
ranjang dan tangan kanan
menggenggam tangan Ibu. Satu jam
kemudian aku terbangun dan sedikit
terkejut ketika jam didinding telah
menunjukkan PKL 22.30. itu artinya
setengah jam lagi tanggal dikalender
akan bergeser ke tanggal 22, Hari
istimewa untuk para ibu didunia. Segera
kukeluarkan kue tart yang telah kubeli
tadi siang beserta empat lilin
pengharapan. Menit terus berganti dan
tak terasa 10 menit lagi waktu akan
menuju PKL 00
Aku mulai menancapkan satu persatu lilin
pengharapan keatas kue tart itu. Saat
akan membakar sumbu lilin, aku
menggenggam erat tangan ibu.
Tangannya terasa hangat, sehangat
perhatiannya kepadaku selama ini. Dan
dengan segera ku bakar lilin-lilin itu.
“ibu, lihatlah empat lilin ini. Aku berharap
kesembuhan untuk penyakitmu dililin
yang pertama in Pada lilin yang kedua,
aku ingin ibu tahu, kalau aku selalu
sayang sama ibu. Lalu dililin yang ketiga,
aku ingin suatu saat nanti, ibu melihatku
telah menjadi seorang yang yang berhasil
dan sukses. Dan dililin terakhir, aku ingin
membahagiakanmu dengan segala
kemampuanku…’ Ucapku sedikit terharu.
Aku tak mampu menahan kesedihanku.
ibu menangis. Tangisan yang seolah-olah
membuat seisi ruangan tampak ikut
bersedih. PKL 00.05, suasana sangat
hening. Aku hanya bisa menatap dengan
tatapan kosong saat wajah ibu berubah
menjadi sedikit pucat. Entah apa yang
sedang kupikirkan, tiba-tiba aku tak
sengaja menyanyikannya sebuah iagu.
“Kasih Ibu, Kepada beta, tak terhingga
sepanjang masa…
Hanya memberi, tak harap kembali…
Bagai sang surya, menyinari dunia…”
Hanya ini yang mampu kupersembahakn
untuk ibu. Kemudian aku kembaii
menyanyikan lagu ini untuk kedua
kalinya. Dengan sangat tenang
kuletakkan tangan kananku pada
tangannya dan tangan kiriku dikening
dan rambutnya. aku tak mampu untuk
melanjutkan nyanyianku itu hingga akhir,
hanya air mata yang sanggup
menggantikanku.
Tepat PKL 00.15 ibuku menggenggam
tanganku kuat-kuat, dan menanik nafas
dalam-dalam sebanyak tiga kali. aku baru
sadar kalau itu adalah suatu pertanda ia
akan meninggalkanku untuk selama
lamanya. Tiba-tiba garis-garis dilayar
berubah menjadi lurus. Tak mampu
kuelakkan lagi, air mataku meluncur
deras dan tak mampu kubendung lagi.
Tangisku pecah saat kupandang wajah
ibuku yang sudah tenang
meninggalkanku menghadap
penciptaNya.
“ibu… Jangan tinggalkan aku….” Ujarku
lemas.
“Selamat Ha.. .ri… ibu… , maafkan aku
yang tak sempat membahagiakanmu….”
Kataku penuh penyesalan.
ibu meninggalkanku pada tanggai 22
Desember, tepat dimana seorang anak
yang dilahirkan dari rahimnya
membenihkan sebuah perhatian dan
kasih sayang serta belajar untuk
memaknai anti penting kehadiran
seonang ibu dihidupnya. Dan ibu juga
meninggalkan empat lilin pengharapan
yang belum sempat ditiupnya……
Wassalam:

RENUNGAN ANAK JAMAN SEKARANG

RENUNGAN ANAK JAMAN SEKARANG
- PACAR sakit Khawatir, IBU yang sakit cuek…
- PACAR ulang tahun di kasi kado, IBU ulang
tahun BOMAT.
- PACAR belum makan ditanya, IBU belum
makan tp biasa saja.
- PACAR marah jadi sedih, IBU yang marah tp
balas marah
- Butuh PACAR setiap waktu, butuh IBU ada
maunya.
- Lagi senang sama PACAR, lagi susah sama
IBU
- PACAR nangis ditenangin, IBU nangis cuek
aja.
Bagaimana kalo keadaan sbb :
- Gak punya uang jalan sama PACAR, minta
uang sama IBU
- Gak ngerti tugas sekolah, nanya ke IBU.
- Lagi sakit manggil IBU
- Diamarahin AYAH ngadu ke IBU
- Minta sesuatu ngomongnya ke IBU….
- Jika tiada, baru menangis.
-
Ingat waktu KECIL sbb :
- Siapa yang memanjakan, jawabannya IBU
- Siapa yang ada ketika sakit, jawabannya IBU
- Siapa yang setia merawat? Jawabannya IBU
- Siapa yang paling khawatir pada saat susah?
Jawabannya IBU
- Siapa yang paling sabar ktk kesal?
Jawabannya IBU
- Siapa yang menerima apa adanya?
Jawabannya IBU

RAHASIA DIBALIK WUDHU


1.. Ketika berkumur, berniatlah kamu
dengan, "Ya Allah, ampunilah dosa mulut
dan lidahku ini".
2.. Ketika membasuh muka, berniatlah
kamu dengan, "Ya Allah, putihkanlah muka
ku di akhirat kelak. Janganlah Kau
hitamkan muka ku ini".
3.. Ketika membasuh tangan kanan,
berniatlah kamu dengan, "Ya Allah,
berikanlah hisab-hisab ku di tangan kanan
ku ini".
4.. Ketika membasuh tangan kiri, berniatlah
kamu dengan, "Ya Allah, janganlah Kau
berikan hisab-hisab ku di tangan kiri ku ini".
5.. Ketika membasuh kepala, berniatlah
kamu dengan, "Ya Allah, lindunganlah daku
dari terik matahari di padang Mahsyar
dengan Arasy Mu".
6.. Ketika membasuh telinga, berniatlah
kamu dengan, "Ya Allah, ampunilah dosa
telinga ku ini".
7.. Ketika membasuh kaki kanan, berniatlah
kamu dengan, "Ya Allah, permudahkanlah
aku melintasi titian Siratul Mustaqqim".
8.. Ketika membasuh kaki kiri, berniatlah
kamu dengan, "Ya Allah, bawakanlah daku
pergi ke masjid-masjid, surau-surau dan
bukan tempat-tempat maksiat".

TA'ARUF ATAU ZINA HATI....?

Banyaknya jaringan sosial di dunia maya seperti facebook, yahoo

messenger, dll, menjadikan akhwat dan ikhwan mudah berinteraksi tanpa batas. Begitu lembut dan halusnya jebakan dunia maya, tanpa disadari mudah menggelincirkan diri manusia ke jurang kebinasaan. Kasus ta'aruf ini sangat memprihatinkan sebenarnya. Seorang bergelar ikhwan memajang profil islami, tapi serampangan memaknai ta'aruf. Melihat akhwat yang dinilai bagus kualitas agamanya, langsung berani mengungkapkan kata 'ta'aruf', tanpa perantara. Jangan memaknai kata "ta'aruf" secara sempit, pelajari dulu serangkaian tata cara ta'aruf atau kaidah-kaidah yang dibenarkan oleh Islam. Jika memakai kata ta'aruf untuk bebas berinteraksi dengan lawan jenis, lantas apa bedanya yang telah mendapat hidayah dengan yang masih jahiliyah? Islam telah memberi konsep yang jelas dalam tatacara ta'aruf. Suatu ketika ada sebuah cerita di salah satu situs jejaring sosial, pasangan akhwat-ikhwan mengatakan sedang ta'aruf, dan untuk menjaga perasaan masing-masing, digantilah status mereka berdua sebagai pasutri, sungguh memiriskan hati.

Pernah juga ada kisah ikhwan-akhwat yang saling mengumbar kegenitan di dunia maya, berikut ini petikan obrolannya: "Assalamualaikum ukhti," Sapa sang ikhwan. "'Wa'alikumsalam akhi," Balas sang akhwat. "Subhanallah ukhti, ana kagum dengan kepribadian anti, seperti Sumayyah, seperti Khaulah binti azwar, bla bla bla bla…" puji ikhwan tersebut. Apakah berakhir sampai di sini? Oh no…. Rupanya yang ditemui ini juga akhwat genit, maka berlanjutlah obrolan tersebut, si ikhwan bertanya apakah si akhwat sudah punya calon, lantas si akhwat menjawab. "Alangkah beruntungnya akhwat yang mendapatkan akhi kelak." Sang ikhwan pun tidak mau kalah, balas memuji akhwat. "Subhanallah, sangat beruntung ikhwan yang mendapatkan bidadari dunia seperti anti."

....Banyaknya jaringan sosial di dunia maya menjadikan akhwat dan ikhwan mudah berinteraksi tanpa batas. Ikhwannya membabi buta, akhwatnya terpedaya.... Owh mengerikan, berlebay-lebay di dunia maya, syaitan tak mau menyia-nyiakan kesempatan ini. Lalu tertancaplah rasa, bermekaran di dada dua sejoli tersebut, yang belum ada ikatan pernikahan. Dengan bangganya sang ikhwan menaburkan janji-janji manis, akan mengajak akhwat hidup di planet mars, mengunjungi benua-benua di dunia. Hingga larutlah keduanya dalam janji-janji lebay. Ikhwannya membabi buta, akhwatnya terpedaya……a'udzubillah, bukan begitu ta'aruf yang Rasulullah ajarkan.

Wahai Ikhwan, Jangan Permainkan Ta'aruf! Muslimah itu mutiara, tidak sembarang orang boleh menyentuhnya, tidak sembarang orang boleh memandangnya. Jika kalian punya keinginan untuk menikahinya, carilah cara yang baik yang dibenarkan Islam. Cari tahu informasi tentang akhwat melalui pihak ketiga yang bisa dipercaya. Jika maksud ta'arufmu untuk menggenapkan separuh agamamu, silakan saja, tapi prosesnya jangan keluar dari koridor Islam.
Wahai ikhwan, relakah jika adikmu dijadikan ajang coba-coba ta'aruf oleh orang lain? Tentu engkau keberatan bukan?
Wahai ikhwan, relakah jika adikmu dijadikan ajang coba-coba ta'aruf oleh orang lain? Tentu engkau keberatan bukan? Jagalah izzah muslimah, mereka adalah saudaramu. Pasanglah tabir pembatas dalam interaksi dengannya. Pahamilah, hati wanita itu lembut dan mudah tersentuh, akan timbul guncangan batin jika jeratan yang kalian tabur tersebut hanya sekedar main-main. Jagalah hati mereka, jangan banyak memberi harapan atau menabur simpati yang dapat melunturkan keimanan mereka. Mereka adalah wanita-wanita pemalu yang ingin meneladani wanita mulia di awal-awal Islam, biarkan iman mereka bertambah dalam balutan rasa nyaman dan aman dari gangguan JIL alias Jaringan Ikhwan Lebay.

Wahai Ikhwan, Ini hanya sekedar nasihat, jangan mudah percaya dengan apa yang dipresentasikan orang di dunia maya, karena foto dan kata-kata yang tidak kamu ketahui kejelasan karakter wanita, tidak dapat dijadikan tolak ukur kesalehahan mereka, hendaklah mengutus orang yang amanah yang membantumu mencari data dan informasinya. Luasnya ilmu yang engkau miliki tidak menjadikan engkau mulia, jika tidak kau imbangi dengan menjaga adab pergaulan dengan lawan jenis....

Wahai ikhwan, luasnya ilmu yang engkau miliki tidak menjadikan engkau mulia, jika tidak kau imbangi dengan menjaga adab pergaulan dengan lawan jenis. Duhai Akhwat, Jaga Hijabmu! Duhai akhwat, jaga hijabmu agar tidak runtuh kewibaanmu. Jangan bangga karena banyaknya ikhwan yang menginginkan taaruf. Karena ta'aruf yang tidak berdasarkan aturan syar'i, sesungguhnya sama saja si ikhwan meredahkanmu. Jika ikhwan itu punya niat yang benar dan serius, tentu akan memakai cara yang Rasulullah ajarkan, dan tidak langsung menembak kalian dengan caranya sendiri. Duhai akhwat, terkadang kita harus mengoreksi cara kita berinteraksi dengan mereka, apakah ada yang salah hingga membuat mereka tertarik dengan kita? Terlalu lunakkah sikap kita terhadapnya?
Duhai akhwat, sadarilah, orang-orang yang engkau kenal di dunia maya tidak semua memberikan informasi yang sebenarnya, waspadalah, karena engkau adalah sebaik-baik wanita yang menggenggam amanah Ilahi. Jangan mudah terpedaya oleh rayuan orang di dunia maya.
Ikhwah Fillah....berhiaslah dengan akhlak islami, jangan mengumbar kegenitan pada ikhwan yang bukan mahram.... Duhai akhwat, berhiaslah dengan akhlak islami, jangan mengumbar kegenitan pada ikhwan yang bukan mahram, biarkan apa yang ada di dirimu menjadi simpanan manis buat suamimu kelak. Duhai akhwat, ta'aruf yang sesungguhnya haruslah berdasarkan cara Islam, bukan dengan cara mengumbar rasa sebelum ada akad nikah.



Bidadari Dunia Mencari Bekal Untuk Akhirat

TUJUH KALIMAT PENGHAPUS DOSA


Barang siapa hafal tujuh kalimat, ia
terpandang mulia di sisi Allah dan Malaikat
serta diampuni dosa-dosanya walau
sebanyak buih laut.
1. Mengucap “Bismillah” pada tiap-tiap
hendak melakukan sesuatu.
2. Mengucap “Alhamdulillah” pada tiap-tiap
selesai melakukan sesuatu.
3. Mengucap “Astaghfirullah” jika lidah
terselip perkataan yang tidak patut.
4. Mengucap “Insya-Allah” jika
merencanakan berbuat sesuatu di hari
esok.
5. Mengucap “La haula wala kuwwata illa
billah” jika menghadapi sesuatu tak disukai
dan tak diinginkan.
6. Mengucap “Inna lillahi wa inna ilaihi
rojiun” jika menghadapi dan menerima
musibah.
7. Mengucap “Laa ilaa ha illa Allah
Muhammadur Rasulullah” sepanjang siang
dan malam, sehingga tak terpisah dari
lidahnya.

Mencintai Dengan Indah

Ketika cinta hadir bukan hanya untuk Allah Yang Maha Mengetahui, saat secercah rasa tidak hanya untuk Yang Maha Pencipta, izinkanlah hati bertanya untuk siapa ia muncul dengan tiba-tiba.... Mungkinkah dengan ridha-Nya atau hanya mengundang murka-Nya?

Rasa cinta itu ibarat pelangi, begitu banyak warna di sana...

Cinta terkadang membuat kita bahagia...

Namun tak jarang membuat kita menderita...

Cinta adakalanya manis bagai madu...

Namun juga mampu memberi rasa pahit bagai empedu...

Cinta adalah perangkap rasa...

Sekali kita salah berlaku, maka akan terkungkung dalam waktu yang lama, dalam lingkaran derita...

Duhai, bagaimanakah kiranya diri bisa keluar dari belenggu itu?

Cintailah dia dengan indah, sikapi dengan anggun dan bijaksana.

Cintailah dia dalam diam, dari kejauhan dengan kesederhanaan dan keikhlasan.

♥♥ Cintai dalam diam ♥♥

Bukan karena membenci hadirnya, tapi menjaga kesuciannya, bukan karena menghindari dunia, tapi meraih surgaNya, bukan karena lemah untuk menghadapinya, tapi menguatkan jiwa dari godaan syaitan yang begitu halus dan menyesatkan.

♥♥ Cintai dari kejauhan ♥♥

Karena kehadiran kita tiada mampu menjauhkan diri dari cobaan, kehadiran kita hanya akan menggoyahkan iman dan ketenangan, kehadiran kita mungkin saja akan membawa kesedihan bagi hati yang terjaga.

♥♥Cukup cintai ia dengan kesederhanaan♥♥

Memupuknya hanya akan menambah penderitaan, menumbuhkan harapan hanya akan mengundang kekecewaan, mengharapkan balasan hanya akan membumbui kebahagiaan para syaitan.

♥♥ Maka cintailah ia dengan keikhlasan ♥♥

Karena tentu kisah cinta Fatimah dan Ali bin Abi Thalib yang diinginkan oleh hati... Tapi sanggupkah jika semua berakhir seperti sejarah cinta Salman Al Farisi?
boleh jadi ( pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. ( QS. Al Baqarah : 216)

Tiada obat yang paling mujarab bagi dua orang berlainan jenis yang saling mencintai kecuali bersatunya dua hati,dua jiwa dan raga dalam ikatan suci pernikahan.

"Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas ( pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.( QS. An-Nur : 32).

Tapi.... Jika memang kelemahan masih nyata di pelupuk mata maka bersabarlah, berdo'alah dan berpuasalah....

"Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. ( QS. Al- Israa : 32)

Cinta bukan untuk kita hancurkan dan kita musnahkan, yang kita perlukan adalah mengendalikan dan mengarahkan agar tidak melanggar syariat-Nya. Kita butuh waktu, kesabaran, kepercayaan/keyakinan bahwa Allah lah yang mengatur segalanya. Dia akan memberikan pasangan hidup yang terbaik untuk kita pada waktu yang tepat dan orang yang tepat.

Sebelum semuanya halal marilah kita fokus mendekatkan diri pada-Nya dengan memperbanyak ibadah dan memperkuat rasa cinta kita pada-Nya.

Dan cintailah yang belum halal itu dalam diam, dari kejauhan dengan kesederhanaan dan keikhlasan, itu jauh lebih anggun, lebih indah, lebih bijak dan lebih suci.


Bidadari Dunia Mencari Bekal Untuk Akhirat

Fenomena Facebook (Bukankah Dia Suami Orang)

BUKANKAH DIA SUAMI ORANG
Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu’ala'kum warahmatullahi wabarakatuh yaa akhowat fillah.

Catatan singkat untuk kita. Ini tetap menjadi nasehat untuk diri pribadi.
Fenomena facebook, ”sekiranya engkau sudah tau bahwa itu adalah suami orang, kenapa pula masih suka berkomunikasi hingga bersenda gurau dengan suami orang”

Ada yang mengatakan bahwa cinta itu buta. Benarkah?

Ada yang mengatakan bahwa cinta itu anugrah. Benarkah?
Ada pula yang mengatakan bahwa cinta itu dari mata turun ke hati. Benarkah?
Ada juga yang mengatakan bahwa cinta itu rela berkorban, suci, saling menerima kekurang . . . . .bla,,bla,,bla,,

Terserah seperti apa kau mau mendefinisikan tentang cinta. Karena pengertian cinta di dalam dirimu sendiri juga kadang berubah-ubah. Kadang ketika hatimu sedang bahagia, kau mengatakan cinta itu adalah A, namun ketika hatimu sedang sedih, kau mengatakan cinta itu adalah B.

Sulit bagi kami mendefinisikan tentang cinta.
Cinta tak bisa kami ungkapkan dengan kata-kata, tetapi cinta hanya dapat dirasakan dengan hati.

Ya, Karena hatilah yang lebih mengetahui, meskipun kadang lisan ini begitu kuat untuk berbohong.

Terkait masalah cinta. Pernah ada satu pertanyaan “siapa yang tidak pernah jatuh cinta di dunia ini?”
Lagi lagi, hanya hatimu yang bisa menjawabnya. Cinta disini lebih dikhususkan pada cinta fitrah antara lawan jenis. Perasaan cinta antara si Fulan dengan Fulanah.

>> Ternyata jatuh cinta itu mudah

Kami tak pernah menyalahkan situs jaringan ini, karena di layanan dunia maya ini pula kami banyak menemukan saudara seiman, saudara semanhaj. Dimana dengan itu, kami dapat banyak bertukar info, bertukar ilmu.
Pernah disuatu kesempatan, masih dalam ranah “facebook”, kami menemukan seorang akhwat yang begitu serius berbicara masalah agama dengan seorang ikhwan. Sang akhwat bertanya masalah ini, masalah itu, kemudian sang ikhwan menjawabnya.

Keesokan harinya lagi, sang akhwat terus bertanya tentang ilmu agama yang tidak ia ketahui, kemudian sang ikhwan menjawabnya lagi. Begitulah seterusnya, hingga berbulan-bulan atau bertahun-tahun lamanya. Tak sadar jika diri mulai terjebak perangkap syaitan.
Yang awalnya saling tukar ilmu agama, kemudian beranjak ke maslah pribadi.
Disinilah kami baru tau, ternyata hati seorang wanita itu begitu gampang tertarik dengan seorang laki-laki karena kepintarannya.

>>ini adalah kisah yang memiriskan hati

Akun sebuah facebook bisa dimiliki oleh siapa saja. Baik yang masih lajang ataupun telah menikah. Dalam sebuah catatan di dunia maya, kami pernah dapati keluhan hati seorang ummahat yang mengatakan bahwa suaminya sering menghabiskan waktu berjam-jam lamanya di depan layar facebook. Sampailah akhirnya diketahui bahwa suaminya sedang dekat dengan seorang akhwat. Kami sedikit meragukan apa yang ia sampaikan, namun keraguan itu terjawab sudah ketika mata kami menyaksikan sendiri bagaimana pergaulan ikhwan dan akhwat di dunia maya. Ada yang saling bertukar ilmu, ada pula yang saling berdebat, ada pula yang saling bersenda gurau. Tak peduli masalah status.
Awalnya hanya bercerita tentang masalah agama. Namun lama-kelamaan akan bertanya ke masalah pribadi. Semakin hari semakin dekat, bersenda gurau, hingga tak jarang suara bebek pun keluar dipercakapan mereka. Seperti inilah bunyinya “wkwkwkwkwk”

Kadang ada juga akhwat yang bertanya, “ya akhi, apakah istri akhi tau tentang diri ana?”
Dengan gampang sang ikhwan berkata, “tidak tau”

Masya Allah, kami miris dengan keadaan seperti ini. Ternyata begitu banyak saudara kita yang terjerat perangkat syaitan di dalam dunia maya ini.

Di dunia maya pula, banyak suami yang menyembunyikan pertemanannya dengan seorang wanita, begitu pula sebaiknya.

Dan yang lebih membuat miris lagi, kami sadar bahwa yang melakukan ini adalah orang-orang yang paham dengan agama, namun sulit terlepas dari jeratan syaitan.

Disinilah kami merasa, betapa besar fitnah yang disebabkan oleh wanita.

Tidaklah aku tinggalkan setelahku suatu fitnah yang lebih berbahaya bagi laki laki (melainkan fitnah yang datang dari) wanita.” Dikeluarkan oleh Bukhari (9/5096); Muslim (4/2097), Ibnu Majah (3998) dan At-Tirmidzi (2780) dan dia berkata: “Hadits Hasan Shahih”

Yaa akhowat fillah, sungguh ini adalah nasehat untuk kita semua.A
Begitu banyak kami dapati curahan hati dari para ummahat.

Yaa akhowat, sekiranya kau sudah tau bahwa itu suami orang, tak perlulah kau berteman akrab dengannya. Tak perlu pula kau berkomunikasi secara sembunyi-sembunyi dengannya.

Yaa akhowat, jika kau telah menikah nanti, kamipun meyakini, bahwa kau tak akan rela jika suamimu dekat dengan seorang wanita tanpa sepengetahuanmu.
Maka bayangkanlah jika posisimu seperti itu.

Yaa akhowat, kamipun paham jika kita begitu haus akan ilmu. Namun keadaan haus akan ilmu tidaklah menjadikan diri kita menjadi penyebab kehancuran rumah tangga orang lain.
Jika kau haus akan ilmu, datangilah majelis-majelis ilmu yang tebuka. Jangan mendatangi suami orang secara tertutup.

Pahami kembali lmu-ilmu agama yang kita dapati.
Pahami kembali bagaimana cara islam mengatur tata cara komunikasi dengan lawan jenis.
Tak pernah ada kata terlambat untuk bertaubat.

Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu alla illa ha illa anta astaghfiruka wa atubu ilaika.

Karena Hidup Mengajari Kita...

Seorang muslim selalu punya cara sendiri untuk menata hatinya
Meski berlawanan dengan apa yang ia terima didalam kehidupannya
Terkadang saat mendapat musibah, air matanya menetes
Tapi.., hatinya selalu yakin bahwa apa yang diberikan Allah kepadanya pasti yang terbaik
Fisiknya mungkin lelah, pikirannya mungkin penat
Tapi.., tidak dengan hatinya..

Ia yakin ketika ia di uji itu sebagai tanda bahwa Allah mencintainya.
Ia yakin ada scenario indah yang telah Allah persiapkan untuknya
Ia yakin setelah kesulitan akan selalu ada kemudahan
Ia yakin ada banyak hikmah yang bisa ia petik
Ia yakin Allah lebih tahu yang terbaik untuknya
Ia yakin jika ia bersabar pasti akan berakhir indah

Karena hidup tidak selamanya berjalam mulus
Butuh batu kerikil, supaya kita berhati-hati
Butuh semak berduri supaya kita waspada
Butuh persimpangan supaya kita bijaksana dalam memilih
Butuh petunjuk jalan supaya kita punya harapan tentang arah masa depan
Butuh masalah supaya kita tahu, kita punya kekuatan

Hidup, butuh pengorbanan supaya kita tahu cara bekerja keras
Butuh air mata supaya tahu merendahkan hati
Butuh dicela supaya kita tahu bagaimana cara menghargai

Butuh tertawa supaya kita tahu mengucap syukur
Butuh tersenyum supaya kita tahu kita punya cinta
Butuh orang lain supaya kita tahu bahwa kita tidak sendiri

Itulah kehidupan…
Mengajari kita untuk bersabar ketika ujian menyapa
Mengajari kita untuk ikhlas ketika ada yang hilang dari hidup kita
Mengajari kita untuk bersyukur atas semua yang diberikan-Nya
Mengajari kita untuk senantiasa tawakal terhadap segala ketentuan-Nya
Mengajari kita untuk tetap tersenyum, karena kita yakin ini adalah yang terbaik dari-Nya


(Inspirasi Islam)

*** DIANTARA CARA MENJAGA LISAN ***

Berhati-hatilah -semoga Allah menjagamu- dari menghadiri majelis (pertemuan/ perkumpulan) yang buruk dan berbaur dengan para pelakunya, dan bersegeralah-semoga Allah menjagamu- menuju majelis yang penuh dengan keutamaan, kebaikan dan keberuntungan.

-Jika engkau duduk sendiri dalam suatu majelis, atau bersama dengan sebagian saudara/imu, maka senantiasalah untuk berdzikir mengingat Allah ‘azza wajalla dalam setiap keadaanmu sehingga engkau kembali dalam keadaan mendapatkan kebaikan dan mendapatkan pahala. Allah ‘azza wajalla berfirman:
Artinya: “(yaitu) orang – orang yang mengingat Allah sambil berdiri,atau duduk,atau dalam keadaan berbaring” (QS..ali ‘imran :191)

-Jika engkau hendak berdiri keluar dari majelis, maka ingatlah untuk selalu mengucapkan:
“maha suci Engkau ya Allah dan bagimu segala pujian,aku bersaksi bahwa tidak ada Ilah yang berhak untuk disembah kecuali Engkau, aku memohon ampun kepada-Mu, dan aku bertaubat kepada-Mu”
Sehingga diampuni bagimu segala kesalahanmu di dalam majelis tersebut.

(Inspirasi Islam)

Sabtu, 12 Januari 2013

Bentuk-Bentuk Berbuat Baik Kepada Kedua Orang Tua

Bentuk-Bentuk Berbuat Baik Kepada Kedua Orang Tua Adalah :

Pertama.
Bergaul dengan keduanya dengan cara yang baik. Di dalam hadits Nabi  Shallallahu ‘alaihi wa sallam disebutkan bahwa memberikan kegembiraan  kepada seorang mu’min termasuk shadaqah, lebih utama lagi kalau  memberikan kegembiraan kepada kedua orang tua kita.

Dalam  nasihat perkawinan dikatakan agar suami senantiasa berbuat baik kepada  istri, maka kepada kedua orang tua harus lebih dari kepada istri. Karena  dia yang melahirkan, mengasuh, mendidik dan banyak jasa lainnya kepada  kita.


Dalam  suatu riwayat dikatakan bahwa ketika seseorang meminta izin untuk  berjihad (dalam hal ini fardhu kifayah kecuali waktu diserang musuh maka  fardhu ‘ain) dengan meninggalkan orang tuanya dalam keadaan menangis,  maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Kembali dan  buatlah keduanya tertawa seperti engkau telah membuat keduanya menangis” [Hadits Riwayat Abu Dawud dan Nasa'i] Dalam riwayat lain dikatakan :  “Berbaktilah kepada kedua orang tuamu” [Hadits Riwayat Bukhari dan  Muslim]

 Kedua.
Yaitu berkata kepada keduanya dengan perkataan yang lemah lembut.  Hendaknya dibedakan berbicara dengan kedua orang tua dan berbicara  dengan anak, teman atau dengan yang lain. Berbicara dengan perkataan  yang mulia kepada kedua orang tua, tidak boleh mengucapkan ‘ah’ apalagi  mencemooh dan mencaci maki atau melaknat keduanya karena ini merupakan  dosa besar dan bentuk kedurhakaan kepada orang tua. Jika hal ini sampai  terjadi, wal iya ‘udzubillah.

Kita  tidak boleh berkata kasar kepada orang tua kita, meskipun keduanya  berbuat jahat kepada kita. Atau ada hak kita yang ditahan oleh orang tua  atau orang tua memukul kita atau keduanya belum memenuhi apa yang kita  minta (misalnya biaya sekolah) walaupun mereka memiliki, kita tetap  tidak boleh durhaka kepada keduanya.

Ketiga.
Tawadlu (rendah diri). Tidak boleh kibir (sombong) apabila sudah meraih  sukses atau mempunyai jabatan di dunia, karena sewaktu lahir kita berada  dalam keadaan hina dan membutuhkan pertolongan. Kedua orang tualah yang  menolong dengan memberi makan, minum, pakaian dan semuanya.

Seandainya  kita diperintahkan untuk melakukan pekerjaan yang kita anggap ringan  dan merendahkan kita yang mungkin tidak sesuai dengan kesuksesan atau  jabatan kita dan bukan sesuatu yang haram, wajib bagi kita untuk tetap  taat kepada keduanya. Lakukan dengan senang hati karena hal tersebut  tidak akan menurunkan derajat kita, karena yang menyuruh adalah orang  tua kita sendiri. Hal itu merupakan kesempatan bagi kita untuk berbuat  baik selagi keduanya masih hidup.

Keempat.
Yaitu memberikan infak (shadaqah) kepada kedua orang tua. Semua harta  kita adalah milik orang tua. Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala surat  Al-Baqarah ayat 215.

“Artinya  : Mereka bertanya kepadamu tentang apa yang mereka infakkan. Jawablah,  “Harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu bapakmu, kaum  kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang  dalam perjalanan. Dan apa saja kebajikan yang kamu perbuat sesungguhnya  Allah maha mengetahui”

Jika  seseorang sudah berkecukupan dalam hal harta hendaklah ia  menafkahkannya yang pertama adalah kepada kedua orang tuanya. Kedua  orang tua memiliki hak tersebut sebagaimana firman Allah Subhanahu wa  Ta’ala dalam surat Al-Baqarah di atas. Kemudian kaum kerabat, anak yatim  dan orang-orang yang dalam perjalanan. Berbuat baik yang pertama adalah  kepada ibu kemudian bapak dan yang lain, sebagaimana sabda Rasulullah  Shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut.

“Artinya  : Hendaklah kamu berbuat baik kepada ibumu kemudian ibumu sekali lagi  ibumu kemudian bapakmu kemudian orang yang terdekat dan yang terdekat”  [Hadits Riwayat Bukhari dalam Adabul Mufrad No. 3, Abu Dawud No. 5139  dan Tirmidzi 1897, Hakim 3/642 dan 4/150 dari Mu'awiyah bin Haidah,  Ahmad 5/3,5 dan berkata Tirmidzi, "Hadits Hasan"]

Sebagian  orang yang telah menikah tidak menafkahkan hartanya lagi kepada orang  tuanya karena takut kepada istrinya, hal ini tidak dibenarkan. Yang  mengatur harta adalah suami sebagaimana disebutkan bahwa laki-laki  adalah pemimpin bagi kaum wanita. Harus dijelaskan kepada istri bahwa  kewajiban yang utama bagi anak laki-laki adalah berbakti kepada ibunya  (kedua orang tuanya) setelah Allah dan Rasul-Nya. Sedangkan kewajiban  yang utama bagi wanita yang telah bersuami setelah kepada Allah dan  Rasul-Nya adalah kepada suaminya. Ketaatan kepada suami akan membawanya  ke surga. Namun demikian suami hendaknya tetap memberi kesempatan atau  ijin agar istrinya dapat berinfaq dan berbuat baik lainnya kepada kedua  orang tuanya.

Kelima.
Mendo’akan orang tua. Sebagaimana dalam ayat “Robbirhamhuma kamaa  rabbayaani shagiiro” (Wahai Rabb-ku kasihanilah mereka keduanya,  sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku diwaktu kecil). Seandainya  orang tua belum mengikuti dakwah yang haq dan masih berbuat syirik serta  bid’ah, kita harus tetap berlaku lemah lembut kepada keduanya.  Dakwahkan kepada keduanya dengan perkataan yang lemah lembut sambil  berdo’a di malam hari, ketika sedang shaum, di hari Jum’at dan di  tempat-tempat dikabulkannya do’a agar ditunjuki dan dikembalikan ke  jalan yang haq oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Apabila kedua orang tua telah meninggal maka :

Yang  pertama : Kita lakukan adalah meminta ampun kepada Allah Ta’ala dengan  taubat yang nasuh (benar) bila kita pernah berbuat durhaka kepada kedua  orang tua sewaktu mereka masih hidup.

Yang kedua : Adalah mendo’akan kedua orang tua kita.

Dalam  sebuah hadits dla’if (lemah) yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Ibnu  Hibban, seseorang pernah bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi  wa sallam.

“Apakah  ada suatu kebaikan yang harus aku perbuat kepada kedua orang tuaku  sesudah wafat keduanya ?” Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,  “Ya, kamu shalat atas keduanya, kamu istighfar kepada keduanya, kamu  memenuhi janji keduanya, kamu silaturahmi kepada orang yang pernah dia  pernah silaturahmi kepadanya dan memuliakan teman-temannya” \[Hadits ini  dilemahkan oleh beberapa imam ahli hadits karena di dalam sanadnya ada  seorang rawi yang lemah dan Syaikh Albani Rahimahullah melemahkan hadits  ini dalam kitabnya Misykatul Mashabiih dan juga dalam Tahqiq Riyadush  Shalihin (Bahajtun Nazhirin Syarah Riyadush Shalihin Juz I hal.413  hadits No. 343)]

Sedangkan menurut hadits-hadits yang shahih tentang amal-amal yang diperbuat untuk kedua orang tua yang sudah wafat, adalah :

[1] Mendo’akannya
[2] Menshalatkan ketika orang tua meninggal
[3] Selalu memintakan ampun untuk keduanya.
[4] Membayarkan hutang-hutangnya
[5] Melaksanakan wasiat yang sesuai dengan syari’at.
[6] Menyambung tali silaturrahmi kepada orang yang keduanya juga pernah menyambungnya

[Diringkas dari beberapa hadits yang shahih]

Sebagaimana hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dari sahabat Abdullah bin Umar Radhiyallahu ‘anhuma.

“Artinya  : Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,  “Sesungguhnya termasuk kebaikan seseorang adalah menyambung tali  silaturrahmi kepada teman-teman bapaknya sesudah bapaknya meninggal”  [Hadits Riwayat Muslim No. 12, 13, 2552]

Dalam  riwayat yang lain, Abdullah bin Umar Radhiyallahu ‘anhuma menemui  seorang badui di perjalanan menuju Mekah, mereka orang-orang yang  sederhana. Kemudian Abdullah bin Umar mengucapkan salam kepada orang  tersebut dan menaikkannya ke atas keledai, kemudian sorbannya diberikan  kepada orang badui tersebut, kemudian Abdullah bin Umar berkata, “Semoga  Allah membereskan urusanmu”. Kemudian Abdullah bin Umar Radhiyallahu  ‘anhumua berkata, “Sesungguhnya bapaknya orang ini adalah sahabat karib  dengan Umar sedangkan aku mendengar sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi  wa sallam :

“Artinya  : Sesungguhnya termasuk kebaikan seseorang adalah menyambung tali  silaturrahmi kepada teman-teman ayahnya” \[Hadits Riwayat Muslim 2552  (13)]

Makna Takut (Khouf)

bnu Qudamah rohimahullah mengatakan, “Rasa takut merupakan sebuah ungkapan dari rasa sedihnya hati disebabkan hal-hal yang dibenci yang akan terjadi pada masa yang akan datang, rasa ini berbanding lurus dengan sebab-sebabnya kuat dan akan melemah jika sebabnya melemah pula” [8].

Terdapat tiga jenis rasa takut:
  1. Takut karena tabi’at, takut jenis ini semisal seseorang takut binatang buas, api, tenggelam dan lain sebagainya. Takut jenis ini tidaklah menyebabkan pemiliknya tercela. Jika takut jenis ini menjadi sebab seseorang meninggalkan yang hukumnya wajib atau melakukan perbuatan yang hukumnya haram maka takut jenis ini menjadi takut yang hukumnya haram.
  2. Takut dalam rangka ibadah, misalnya seseorang takut kepada seseorang yang rasa takut tersebut bernilai ibadah kepadanya. Perasaan takut jenis ini hanya boleh kepada Allah semata. Barangsiapa yang menyekutukan Allah dalam jenis ketakutan yang semisal ini maka ia telah berbuat kesyirikan besar.
  3. Takut sirr, yaitu perasaan takut yang tersembunyi. Misalnya seseorang takut kepada penghuni kubur dan yang semisal. Takut yang semisal ini digolongkan para ulama sebagai salah satu bentuk syirik[9].

Takut yang Bernilai Lebih dan Takut yang Tercela

Takut yang bernilai lebih adalah takut yang didasari ilmu, manusia yang paling takut kepada Allah adalah manusia yang paling mempunyai ilmu/kenal dengan Robbnya.
  • Oleh karena itulah Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam mengatakan, “Aku adalah orang yang paling mengetahui/kenal dengan Allah adan akulah orang yang paling takut kepada Allah diantara kalian (ummat beliau); [10]”.
Takut kepada Allah adalah dapat menjadi sebuah hal yang terpuji dan pada kedaan yang lain dapat saja tercela. Jika rasa takut tersebut melahirkan keterpalingan diri pemiliknya dari maksiat dalam artian rasa takut tersebut membawa pemiliknya untuk melakukan kewajiban-kewajiban dan meninggalkan perbuatan-perbuatan yang haram maka rasa takut yang demikian merupakan rasa takut yang terpuji. Namun jika rasa takut tersebut menggiring pemiliknya kepada rasa putus asa dari rahmat Allah, patah semangat dan semakin terjerumus dalam kemaksiatan karena putus asa (dan meninggalkan amal ibadah) maka takut yang demikian adalah takut yang tercela

5 Hakekat Cinta yang Harus Dibedakan

Terdapat 5 macam cinta yang harus dibedakan, sebab orang yang tidak membedakannya pasti akan tersesat kerenanya.

Mahabbatullah/cinta kepada Allah. Hal ini saja belum cukup untuk menyelamatkan seseorang dari adzab Allah dan mendapatkan pahalaNya. Sebab kaum musyrikin, penyembah salib dan yahudi juga mencintai Allah [5].
  • Mahabbatu maa yuhibbullah/mencintai perkara yang Allah cintai. Hal inilah yang memasukkan pelakunya ke dalam islam dan mengeluarkannya dari kekafiran.
  • Al Hubb lillah wa fillah/mencintai karena Allah dalam keta’atan kepadaNya. Hal ini merupakan konsekwensi dari mencintai perkara yang Allah cintai. Sungguh mencintai sesuatu tidaklah akan benar-benar terwujud kecuali dengan mencintai hal itu karena Allah dan dalam keta’atan kepadaNya.
  • Al Mahabbatu ma’allah/mencintai selain Allah bersama Allah. Ini adalah kecintaan orang-orang musyrik kepada Allah. Barangsiapa yang mencintai sesuatu bersama Allah bukan karena Allah, bukan sebagai sarana kepada kecintaan pada Allah dan bukan dalam keta’atan kepadaNya maka dia telah menjadikan sesuatu tersebut sebagai tandingan bagi Allah. Seperti inilah kecintaan kaum musyrikin.
  • Al Mahabbatu ath-Thobi’iyah/cinta yang sejalan dengan tabi’at. Cinta ini bentuknya berupa kecenderungan seseorang terhadap perkara yang sesuai dengan tabi’atnya seperti seseorang yang haus mencintai air, seseorang suami dan ayah mencintai istri dan anak dan seterusnya. Kecintaan jenis ini tidaklah tercela selama kecintaan tersebut tidak melalaikan dari mengingat Allah (ibadah) dan menghambat kesibukan hamba dalam mencintai Allah. Semisal seorang yang karena cintanya kepada anaknya menyebabkan ia lalai dari sholat jama’ah karena bekerja untuk memberi nafkah anaknya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman (yang artinya), “Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi”. (QS. Al Munafiqun [63] : 9).[6]

Jika demikian celaan Allah pada hal-hal yang mubah maka bagaimanakah celaan Allah terhadap kecintaan seseorang terhadap perkara yang haram semisal seorang pemuda yang mencintai pacarnya [7] , apalagi jika kecintaan ini menghalanginya dari ibadah kepada Allah, semisal melalaikan sholat jama’ah. Maka tentulah celaan Allah untuk orang yang demikian bertumpuk-tumpuk banyaknya.